Kashmir.
Mendengar namanya saja darah saya langsung berdesir, bibir saya kedutan, adrenalin saya membuncah.
Sebenarnya Kashmir tidak masuk dalam itinerary kunjungan saya ke India, tetapi melihat semua kota yang sudah saya kunjungi--Delhi, Kolkata, Agra, Jaipur, Jodhpur--semuanya panas dan saya gak mau kulit ini makin gosyong, maka saya pun membulatkan tekad untuk mengunjungi daerah paling berbahaya di utara India ini. Demi menghunjunginya, saya harus membatalkan tiket kereta Jodhpur - Jaisalmer saya. 5 jam sebelum berangkat saya pun book tiket pesawat menuju Kashmir *cipok kartu kredit andalan*
Kasmir adalah sebuah wilayah yang terletak paling utara dari negara India. Luas wilayahnya mencakup 3 negara, Pakistan di barat laut, India di bagian tengah dan barat laut, dan Tiongkok di bagian timur laut. Wilayahnya sampai saat ini masih menjadi sengketa antara ke tiga negara tersebut. Bila di lihat di Google Map terlihat jelas bahwa wilayah Kashmir ini dibatasi garis putus-putus (bukan garis tebal perbatasan suatu negara), yang menandakan bahwa nasib wilayah ini masih ngambang (seperti hubungan kita #eaa).
1. Kashmir, Heaven on Earth
"Welcome to Heaven on Earth"
Tulisan itu menyambut saya saat keluar pintu gerbang bandara "Srinagar International Airport". Bukan saya yang melabeli julukan ini, tetapi pemerintah Kashmir yang menjadikan julukan ini sebagai tagline tourism mereka. Bagi saya julukan ini bukan isapan kelingking, sebelum pesawat saya mendarat, kami disuguhi pemandangan gunung-gunung berselimut salju (padahal saya datang pas summer), bagi couog cakeb yang mbrojol dan keluar dari rahim ibu di negara tropis, dan belum pernah melihat salju, tentu momen ini menjadi momen yang sangat mengharukan. Saya sampe mewek di kabin pesawat. Huhuhusaljuuu! T_T
2. Kashmir Punya 4 Musim
Ya, dilihat dari letak geografisnya di peta, Kashmir memang masuk akal bila memiliki 4 musim. Karena punya 4 musim pula, maka karakter alamnya pun sama dengan negara-negara 4 musim pada umumnya:
Bunga tulip
Kalau di Belanda ada bunga Tulip, di sini kita juga bisa melihat tulip, nama tempatnya adalah Tulip Garden (sayang saya gak sempet mampir, hiks!)
Salju
Kashmir punya salju. Ya salju menjadi salah satu trigger nomor dua saya untuk mengunjungi Kashmir. Karena saya datang di musim yang salah, maka salju hanya bisa ditemuin di pucuk-pucuk gunung. Gulmarg jadi tujuan saya, meski pas dateng saljunya gak banyak tapi lumayan ngena, sih. :0
Pohon 4 musim
Kashmir punya pohon menyerupai maple yang daunnya bisa berubah warna ketika musim gugur tiba, daunnya pun hampir mirip maple yang ada di Canada. Orang lokal menyebutnya Chinar. Pada saat autumn, daun-daunnya akan berubah menjadi kuning mudah, hingga kuning tua, beberapa ada yang merah. Cantik-overload! *_*
Komoditi 4 musim
Karena termasuk dalam kawasan 4 musim, komoditi yang dihasilkan di wilayah ini pun unik. Komoditi andalan Kashmir (yang gak bisa ditemuin di negara tropis) antara lain: buah pear, pearch, kacang almond, apple kashmir, walnuts, safron, pistachios, mullbery, raspberry, pomegranate, plum, cerry, apricot, Kiwi, raisin (kismis) dll.
Kabarnya, alasan wilayah yang strategis, tanah yang subur dan komoditi yang menggiurkan inilah yang menbuat Kashmir diperebutkan selama berabad-abad. Gak heran sih.
3. Gak Ada Orang Jelek
Kalau di atas saya sudah menceritakan bahwa trigger nomor dua saya ke Kashmir adalah untuk melihat salju, maka trigger nomor 1 saya adalah: Melihat orang cakep. :D
Julukan "Heaven on Earth" juga tak hanya melekat pada alamnya, tetapi juga warga yang tinggal di sini. Surga tak lengkap tanpa bidadari dan bidadara. Di sini kamu bisa nemuin mereka. Ceweknya cantik gak ketulungan, cowoknya kembaran gue semua! Wajah mereka perpaduan etnik Asia Timur dan Eropa. Mari kita bahas satu-per-satu:
Cewek Kashmir
Saya ingat, ketika itu saya sedang dalam perjalanan di dalam angkot menuju Gulmarg. Angkot kami berhenti saat seorang wanita melambaikan tangannya dari pinggir jalan.
Wanita bercadar dan anaknya (gadis kecil berambut pirang berumur sekitar 4 tahun) tersebut pun memasuki angkot kami. Si gadis kecil duduk di samping jendela, sementara si Ibu duduk tepat di samping saya. Karena saking groginya, posisi duduk saya pun tidak tenang, saya khawatir dan takut jika wanita itu bersenggolan dengan saya trus dia berteriak membabi-buta, "AKKKK!!! AKU DIJAMAH!!! TOLONGGG!!! DIA CABUL!!! TEMBAK DIA!!!"
Horror. Pulang-pulang saya tinggal deodorant doang.
Dalam keadaan gugup seperti ini si bapak yang duduk di samping saya menowel tangan saya sambil bilang, "Relax. It's OK." ucapnya menahan tawa.
Ternyata cewek Kashmir tidak se-tertutup yang saya bayangkan, bahkan mereka tidak keberatan berdesak-desakan dengan cowok di dalam angkot (tapi jangan coba-coba nakal, ya! Nanti bisa-bisa pulang tinggal kancut doang.)
Ternyata cewek Kashmir tidak se-tertutup yang saya bayangkan, bahkan mereka tidak keberatan berdesak-desakan dengan cowok di dalam angkot (tapi jangan coba-coba nakal, ya! Nanti bisa-bisa pulang tinggal kancut doang.)
........................
Suasana summer membuat udara di mobil (tanpa AC) ini semakin panas. Si wanita itu pun kegerahan hingga akhirnya membuka cadarnya.
Cling!
Ibarat felem, adegan itu sangat layak diisi sebuah backsound berbunyi, "CLING!". Saat cadarnya tersingkap, terlihat dengan gamblang bahwa wanita itu saaaaaaaaangat cantik, dengan mata biru, kulit cerah, hidung lancip, dan rambut cokelat keemasan--yang makin berkilauan tertimpa cahaya matahari.
Seketika saya pun mimisan jus alpukat.
Cowok Kashmir
Tak hanya wanitanya, muka cowok-cowok Kahsmir juga sangat elok dipandang. Di sini saya merasa bahwa saya adalah 'produk gagal' ketika melihat kerupawaan mereka.
Saat itu saya baru saja tiba di hostel yang terletak di pinggiran kota Srinagar. Di pintu gerbang, saya disambut oleh kakek-kakek berumur 70-an.
"Salamalekum, Son! Come in and sit. You are Hassan, right? From Indonesia, right?" tanyanya ramah.
"Ha, Ji." jawabku dengan bahasa Hindi.
"Oke, you just wait here, my son will come."
Setelah menunggu barang 5 menit, sang anak pun datang menemui saya. Sesuai dugaan, sang anak adalah pemuda yang gantengnya gak ketulungan.
"Hi, my name is Aijaz."
Kami bersalaman, saya pun mimisan jus mentimun.
------------
Hari menjelang sore, saat itu agenda saya adalah mengunjungi taman-taman bersejarah yang ada di Srinagar, salah satunya adalah Shalimar Garden--taman peninggalan dinasti Mughal. Saya sudah membayar paket jalan-jalan ini--yang sudah termasuk sopir rickshaw-nya.
"Hi, are you ready? Your driver is ready, he is waiting for you in the lobby." ucap Aijaz.
"Sure. I'll be there shortly." jawabku mantap.
Beberapa menit kemudian saya tiba di lobby.
"Alright, I'm ready. So, where is the driver?" tanyaku songong.
"That is your driver." Aijaz menunjuk seorang mas-mas cakep berewokan bermata biru sedang duduk di teras.
"Omaygooott! Sopir bajaj aja matanya biruuu!" teriakku norak dalam hati diikuti dengan keluarnya mimisan (kali ini mimisannya kuah rawon) dari hidung saya.
"Hi, I'm Billal, but you can call me Billy. I'm you driver and also your guide on this trip." ucapnya sambil tersenyum.
Mimisan ini makin tak terbendung.
-----------------
Keesokan harinya saya baru ngeh, bahwa mata biru merupakan pemandangan lumrah di sini; mulai sopir angkot, penjual bunga, bahkan pengemis aja matanya biru, bahkan ada yang bermata hijau. Sini ikut om Hans ke Indonesia! *_*
4. Warga Sipil Kashmir Benci Tentara
Mereka benci semua tentara, baik tentara India maupun tentara Pakistan. Hal ini bukannya tanpa alasan, mengingat wilayah ini sudah ratusan tahun diperebutkan, konflik antar negara ini tentunya membuat rakyatnya gak tenang.
"Here is the place where you can see many monkeys. You can see them almost everywhere!" ucap bapak-bapak Kashmiri yang duduk seangkot sama saya, dalam perjalanan menuju Gulmarg.
"Monkeys? I haven't seen any monkeys." ucapku bingung.
"They are monkeys! You see?" si bapak itu menunjuk para tentara yang berkeliaran di tepi jalan.
Di Kashmir memang banyak tentara berkeliaran, setiap 100 meter dijamin pasti bakal ada tentara mejeng. Bahkan Guinnes World of Record telah melabeli tempat ini sebagai "The World's Largest Militarized Zone in the World" mengalahkan Afghanistan!
"We hate them. They always fight everyday. We want peace, you know!" tambah si bapak dengan muka bete.
Terlihat jelas bahwa warga Kashmir sudah bosan dengan konflik berkepanjangan ini, mungkin ini yang membuat mereka lebih memilih merdeka daripada jadi rebutan.
Di tengah perjalanan, kami melewati daerah bernama Baramulla, daerah sengketa Pakistan-India, di sini tentara bersenjata laras panjang bagaikan supporter bola, karena saking banyaknya.
"Welcome to Liberal Kashmir!" ucap si bapak membuyarkan lamunan saya.
"What do you mean by Liberal Kashmir?" tanyaku kepo.
"This area doesn't belong to any country. Neither India. Nor Pakistan. Most fights happen here." ucapnya serius.
*glek*
"MATIH!!!" gumamku dalam hati.
"Right there..." si bapak menunjuk kanan jalan, "is Pakistan, and over there..." sambil nunjuk kiri jalan, "is India."
"Right there..." si bapak menunjuk kanan jalan, "is Pakistan, and over there..." sambil nunjuk kiri jalan, "is India."
Di saat-saat menegangkan itulah angkot kami berhenti di daerah itu.
"This is Barramulla, my home. Enjoy Kashmir, Bhaiya. Khuda Hafiz!" ucap si bapak tersenyum sambil turun dari angkot dan melenggang pergi.
Note:
Sekali lagi, dengan segala pesonanya di atas, memang gak heran kalau Kashmir menjadi surga yang diperebutkan.
*Rebutin aku, mas! Rebutin!*
*Rebutin aku, mas! Rebutin!*
Daun Chinar |
Billy, Sopir Bajaj Gue! Look at his eyes! *_* |
Jalanan Kota Srinagar |
Tau kan, mana yang produk gagal? :D |
Kasmiri Apple |
Billy lagi beliin karcis masuk Shalimar Garden buat gue |
Gunung Salju *_* |
Cewek Kashmir *_* |
Kota Srinagar |